BERSYUKUR SETIAP SAAT
Namaku : M.ANIL HUSNI AL
MUBAROK
No Peserta ku :
159/159.072
Dari begitu bangun pagi di kamar lantai atas sampai
turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan
bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari? Berapa kali
saya berterima kasih dan bersyukur di dalam hati? Berapa kali yang saya ucapkan
dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali,
bisa jadi lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis
kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan
satu hari? Bahkan ratusan kali? Jwabannya mudah saja: dengan berterima kasih
dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari
sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala
sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam setitik di
dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita
mencetak keyakinan (believe) bahwa memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka,
semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita
sebagai personifikasi dari sukses. Lantas,
sampai kapan perlu mengucapakan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali
tersebut? Sepanjang hayat.
Ah,
tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi bahwa ini
tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset (pola pikir) maka segala factor
eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan datang dengan
sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima
kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apapun. Intinya
hanya satu , yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala”
yang Anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan
berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang
lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan
jembatan kita ke dalam hati orang itu.
“Terima
kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain, malah biasanya disambut
dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari pada sebelumnya. Ini
saja sudah merupakan magnit yang bias membantu kita semua dalam memproyeksikan
diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dank e-engganan untuk
berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar biasa, maka
sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personifikasi dari sukses itu
sendiri. Aammiiin …